Jayapura Papua voice,-- Ribuan massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB), siang tadi, Kamis (15/3) melakukan aksi demo damai menolak kedatangan Sekertaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki Moon ke Indonesia, dengan menduduki jalan raya Abepura, Jayapura, tepatnya di depan kantor MRP Papua.
Kepada wartawan, Ketua KNPB, Buctar Tabuni mengatakan, KNPB melakukan aksi demo sebagai bentuk penolakan terhadap rencana kedatangan Sekjen PBB pada 19 Maret 2012 mendatang yang tentunya akan menguntungkan pemerintah Indonesia.
“Tidak hanya di Jayapura saja, aksi penolakan kedatangan Sekjen PBB juga berlangsung di beberapa kota di Papua, dan diluar tanah Papua,” jelas Tabuni.
Lanjut Buctar, KNPB sebagai media nasional rakyat Papua Barat akan terus berjuang bersama rakyat untuk perjuangkan cita-cita mulia yang telah lama diperjuangkan sejak tahun 1961.
“Dengan perjuangan ini kita sama-sama harus mengakhiri penderitaan rakyat Papua Barat, yaitu kemerdekaan bangsa Papua Barat yang berdaulat dan demokratis,” jelas Tabuni.
Dalam pernyataan sikap yang dibagikan kepada media, KNPB menulis beberapa hal, pertama, menolak kedatangan Sekjen PBB ke Indonesia sebelum hak untuk menentukan nasib sendiri atau referendum ulang bagi Bangsa Papua Barat dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional.
Kedua, PBB segera bertanggung jawab atas pencaplokan Wilayah Papua Barat kedalam pangkuan NKRI melalui PEPERA di tahun 1969 yang cacat hukum dan tidak demokratis.
Ketiga, PBB segera hentikan kerja sama bilateral dengan pemerintah Indonesia terkait dengan pertahanan keamanan dan stop subsidi logistic militer.
Keempat, Pemerintah Indonesia segera stop stigmasisasi orang Papua Barat sebagai separatis, makar, dan GPK, karena perjuangan bangsa Papua Barat adalah perjuangan untuk membebaskan diri dari segalah bentuk penindasan dan eksploitasi yang dilakukan negara-negara penjajah.
Kelima, pemerintah Indonesia segera angkat kaki dari wilayah Papua Barat dalam waktu yang singkat tanpa syarat.
Keenam, Papua zona darurat militer, maka itu PBB segera mengutus tim PBB untuk melakukan investigasi secara menyeluruh dan mendalam.
Ketujuh, mendesak masyarakat internasional, ILWP dan IPWP untuk menekan PBB dan Negara-negara anggota PBB untuk membiarkan bangsa Papua Barat untuk menentukan nasibnya sendiri melalui mekanisme referendum.
Pantauan suarapapua.com, puluhan massa dari Jayapuara tiba di depan kantor MRP, Kotaraja sekitar pukul 13.15 WP.
Kemudian, ratusan massa dari Sentani, Expo Waena, Perumnas III Waena, Abepura, Kamkei dan sekitarnya melakukan longmarch dari Waena menuju ke tempat sasaran aksi di Kotaraja, Abepura, Jayapura.
Massa yang melakukan long march juga memikul sebuah kotak persegi panjang yang dibuat dari kayu dan di bagian atas diberi cat merah dan dibagian bawah diberi cat putih sebagai symbol penjara Indonesia.
Dan juga, massa membawa beberapa spanduk yang bertuliskan, “We Want To Referendum”, “Papua Zona darurat, segera gelar Referendum”, dan beberapa spanduk lainnya yang intinya menolak kedatangan Sekjen PBB ke Indonesia.
Tidak seperti biasanya, dalam aksi ini beberapa anggota KNPB memperagakan sebuah fragmen yang memperlihatkan orang-orang Papua yang dipenjara, dibunuh, disiksa, diperkosa, dan diculik oleh militer Indonesia.
Kemudian, symbol penjara itu diikat dengan dua buah tali dari nelon yang berukuran besar dan ditarik oleh dua orang yang berseragam loreng, yang satunya berperan sebagai tentara AS dan yang satunya lagi berperan sebagai tentara Indonesia.
Kedua tentara dari Indonesia dan AS itu saling tarik menarik orang Papua yang dipenjara. Ini mengartikan Papua yang menjadi lahan rebutan oleh Indonesia, dan negara-negara asing, terutama Amerika Serikat.
Aksi berakhir sekitar pukul 17.15, dan massa membubarkan diri dengan tenang.
Seperti ditulis koran The Jakarta Post, Sekjend PBB direncanakan tiba di Jakarta pada tanggal 19 Maret 2012. Ia akan menghadiri beberapa acara penting di Indonesia, antara lain akan menjadi pembicara utama pada Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) di Jakarta Convetion Centre (JCC).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar