SBY Bersama Ban Ki-Moon (foto antara) |
Bogor (ANTARA News) - Masalah gangguan keamanan di Papua menjadi salah satu topik yang dibicarakan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal Ban Ki-Moon yang berlangsung sekitar satu jam.
Dalam konferensi pers usai pertemuan bilateral di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa, Presiden menegaskan kepada Ban Ki-Moon bahwa menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah Indonesia adalah salah satu tugas konstitusional yang wajib dijalankan oleh pemerintah.
Meski demikian, Kepala Negara juga menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk menindak para prajurit dan aparat kepolisian yang melanggar hukum dan hak asasi manusia di Papua.
Dalam konferensi pers usai pertemuan bilateral di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa, Presiden menegaskan kepada Ban Ki-Moon bahwa menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah Indonesia adalah salah satu tugas konstitusional yang wajib dijalankan oleh pemerintah.
Meski demikian, Kepala Negara juga menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk menindak para prajurit dan aparat kepolisian yang melanggar hukum dan hak asasi manusia di Papua.
Manakala ada hal-hal bertentangan dengan disiplin atau pun hak asasi manusia yang bisa dilakukan oleh prajurit atau anggota polisi kami, Indonesia juga menegakkan hukum atasnya
"Manakala ada hal-hal bertentangan dengan disiplin atau pun hak asasi manusia yang bisa dilakukan oleh prajurit atau anggota polisi kami, Indonesia juga menegakkan hukum atasnya," ujar Presiden.
Selain masalah Papua, pertemuan bilateral dengan Sekjen PBB juga membahas tentang kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Kami juga membicarakan upaya Indonesia untuk menjaga kerukunan di antara umat beragama. Meskipun selalu ada tantangan seperti yang dihadapi beberapa negara, tetapi kami terus berupaya menjaga kerukunan di antara komponen bangsa Indonesia," tutur Presiden Yudhoyono.
Dalam pertemuan bilateral, Presiden dan Sekjen PBB juga membicarakan berbagai masalah global dan regional seperti situasi di Timur Tengah, Afrika Utara, dan juga ancaman konflik di Selat Hormuz.
"Di tingkat regional kami juga membicarakan, mendiskusikan perkembangan di Laut China Selatan, Myanmar, Semenanjung Korea, maupun juga perbatasan Thailand dan Kamboja," ujar Presiden.
Dalam bidang kesejahteraan sosial, Presiden membicarakan upaya tercapainya tujuan pembangunan emas atau Millenium Development Goals (MDG's) bagi seluruh negara-negara di dunia.
Menurut Presiden, dalam pembicaraan tersebut juga dibahas mengenai peningkatan hubungan bilateral Indonesia-PBB dalam kerangka kerjasama strategis.
Sedangkan Ban Ki-Moon dalam keterangannya menyampaikan apresiasi atas peran aktif Indonesia dalam kancah pergaulan Internasional.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Yudhoyono untuk pastisipasi aktif Indonesia dalam PBB," ujarnya.
Ban Ki-Moon berharap Indonesia yang memiliki sejarah panjang dalam pengiriman pasukan perdamaian PBBB dapat terus meningkatkan partisipasinya. Ia pun mengapresiasi Presiden Yudhoyono sebagai kepala negara yang pernah menjadi anggota pasukan perdamaian PBB di Bosnia pada era 90-an.
"Saya berharap kontribusi Indonesia dalam operasi penjaga perdamaian PBB, khususnya dalam misi-misi tersulit PBB seperti di Haiti, Lebanon, dan Darfur," ujarnya.
Ban Ki-Moon dalam keterangannya juga menyampaikan penghargaan atas peran Indonesia dalam mencari solusi masalah global seperti mengatasi perubahan iklim.
Sedangkan Presiden Yudhoyono menyampaikan kesiapan Indonesia untuk meningkatkan peran internasional sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945.
(D013)
Editor: Ella Syafputri (antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar