Sabtu, 31 Desember 2011
Tokoh Menggemparkan Indonesia 2011
Dari Nazarudin sampai Sondang Hutagalung
VIVAnews -- Sejumlah nama mendominasi pemberitaan media massa di Indonesia di tahun 2011. Masyarakat tentu tak akan lupa Muhammad Nazaruddin, eks Bendahara Partai Demokrat yang kasusnya membuat heboh, dibumbui drama pelarian, dan "nyanyian" yang membuat merah kuping banyak orang.
Ada politisi yang kepergok melihat video mesum, juga kisah tentang polisi yang jadi selebritis, Norman Kamaru yang diwarnai konflik yang berujung pada pemecatan. Lalu, di penghujung tahun, kita dikagetkan dengan aksi bakar diri mahasiswa Universitas Bung Karno, Sondang Hutagalung di depan Istana Negara.
Berikut daftar nama orang yang menggegerkan Indonesia:
Arifinto
Jumat 8 April 2011, di tengah debat panas dalam sidang paripurna yang membahas gedung baru DPR, muncul pemberitaan yang lebih heboh. Tak ada kaitan dengan rencana gedung mahal para wakil rakyat.
Seorang anggota DPR tertangkap kamera wartawan sedang melihat ke arah komputer tablet yang menayangkan video mesum.
Belakangan, Arifinto, anggota DPR dari Fraksi PKS mengaku sebagai orang yang ada dalam foto tersebut. Namun, ia membantah saat itu sedang menonton video berkategori XXX saat sidang berlangsung.
Ia berdalih tak sengaja. Link video mesum itu didapat dari surat elektronik dari nama yang tidak dikenal. Karena penasaran, ia akhirnya membukanya. Kenapa pengirimnya tidak dikenal tapi surat itu masih dibuka? "Ya itu kan biasa Mas. Banyak sekali email yang masuk," kata anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat VII ini.
Skandal Arifinto juga menjadi perhatian dunia. Situs berita Australia, The West Australian menempatkannya dalam daftar tujuh nama tokoh dunia yang terjerat skandal seks di tahun ini.
Muhammad Nazaruddin
Muhammad Nazaruddin mulai disebut-sebut dalam kasus suap Wisma Atlet SEA Games XXVI pada April 2011. Sejak itu, nama eks Bendahara Partai Demokrat itu mendominasi pemberitaan soal hukum.
Kasus Nazar menjadi menarik gara-gara aksi pelariannya ke sejumlah negara. Menggunakan paspor kerabatnya, ia lari ke Singapura pada 23 Mei 2011. Dia lalu Vietnam, Kamboja, Spanyol, Dominika, sebelum akhirnya tertangkap di kota wisata Cartagena, Kolombia, Minggu malam waktu setempat, 7 Agustus 2011.
Namun, yang paling membuat heboh adalah "nyanyiannya". Nazar menyebut sejumlah nama, pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, anggota DPR, juga koleganya di Partai Demokrat.
Sebelum tertangkap di Kolombia, Nazaruddin bernyanyi bahwa sejumlah petinggi Partai Demokrat menerima aliran dana yang berasal dari kasus Kemenpora, termasuk Anas Urbaningrum dan Angelina Sondakh. Baik Anas maupun Angelina sudah membantahnya.
Tak hanya Demokrat, Nazaruddin juga menembak sejumlah petinggi KPK yang dia sebut pernah bertemu dengannya, mulai dari Ketua Busyro Muqoddas, Chandra M Hamzah, M Jasin, dan Haryono Umar. Tudingan juga dialamatkan ke pejabat KPK lainnya yang kemudian memaksa KPK membentuk Komite Etik Komite Etik untuk mengusut hal tersebut.
Nunun Nurbaetie
Seperti halnya Nazaruddin, tersangka dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 ini pada Mei 2011, Nunun Nurbaetie juga memilih kabur ke luar negeri.
Awalnya, ke Singapura dengan alasan mengobati penyakit lupanya. Istri mantan Wakapolri, Adang Daradjatun itu akhirnya ditangkap Interpol dari Polisi Kerajaan Thailand pada Rabu 7 Desember di Bangkok. Pada Sabtu 10 Desember, Nunun dibawa kembali ke Jakarta dan kemudian ditahan di Rutan Pondok Bambu.
Nunun dianggap saksi penting dalam kasus dugaan suap saat Miranda Goeltom terpilih menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Miranda sendiri sudah berkali-kali membantah dalam kasus ini.
Dalam kasus ini, sudah lebih 30 anggota DPR dibekuk dan masuk bui. Termasuk mantan menteri yang juga politisi Golkar, Paskah Suzetta, dan Panda Nababan dari PDI Perjuangan.
Norman Kamaru
Awal April 2011, Indonesia dihebohkan dengan kemunculan video "Polisi Gorontalo Menggila", rekaman 30 detik yang memperlihatkan seorang anggota polisi sedang menyanyikan lagu India, "Chaiyya Chaiyya" dengan cara lypsinc alias gerak bibir dengan menyesuaikan lirik lagu.
Pemapilan Briptu Norman Kamaru, yang kini mantan polisi, sempat dipermasalahkan institusinya, Polri, namun berubah sikap dan membuatnya sebagai kampanye untuk melembutkan citra polisi yang sangar-- akibat tekanan masyarakat luas.
Namun, Norman kemudian dihadapkan pada dilema: karir sebagai polisi atau masa depan sebagai artis. Ia lebih condong pada yang ke dua. Berkali-kali Norman terlibat konflik dengan institusinya, gara-gara tak masuk kerja demi syuting atau show.
Setelah surat kemunduran dirinya ditepis atasannya, lalu elalui sidang kode etik di Polda Gorontalo, Selasa 6 Desember 2011, Norman Kamaru resmi dipecat sebagai anggota Brimob. Ia juga tak dibolehkan memakai atribut Polri dan harus menanggalkan embel-embel "Briptu" dalam namanya.
Mirip dengan kehebohannya saat videonya meledak di YouTube, pemecatan tidak hormat Norman tak hanya jadi konsumsi dalam negeri, tapi jadi pemberitaan dunia.
Malinda Dee
Maret 2011, Indonesia dihebohkan dengan kasus penggelapan dana miliaran rupiah milik nasabah bank yang diduga dilakukan Malinda Dee alias Inong Melinda.
Tak hanya menyeret nama bank sekelas Citibank, kasus ini menjadi menarik karena dibumbui gaya hidup perempuan 47 tahun itu yang mewah.
Selain dandanan yang "wah", ia punya koleksi mobil mewah: Hammer H3, satu unit mobil Ferrari Scuderia, satu unit mobil Ferrari California, dan satu unit mobil Mercedes Benz. Juga sejumlah apartemen mahal, meski dibelinya secara kredit.
Uang diduga hasil kejahatannya juga digunakan untuk membiayai hidup suami sirinya, Andhika Gumilang -- seorang artis muda yang dari sisi umur pantas jadi anaknya. Andhika juga menjadi terdakwa dalam kasus yang sama.
Saat dipenjara, Malinda sempat menjalani operasi akibat radang payudara yang ia derita. Waktu itu, kontroversi pun mencuat soal siapa yang bertanggung jawab membiayai operasinya itu.
Ruyati
Pedang algojo Arab Saudi mengakhiri hidup Ruyati Binti Satubi, tenaga kerja wanita asal Indonesia, pada 18 Juni 2001. Yang membuat geger, eksekusi dilakukan tanpa pemberitahuan pada negara dan pihak keluarga.
Efek dari pemancungan itu luar biasa, pemerintah dituding tak peduli, demo dilakukan silih berganti.
Namun, hilangnya nyawa Ruyati tak sia-sia. Pemerintah berhasil menyelamatkan TKW Darsem. Menanggapi eksekusi pancung Ruyati, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung mengeluarkan enam keputusan. Salah satunya, membentuk satgas khusus penanganan dan pembelaan WNI yang terancam hukuman mati.
Sondang Hutagalung
Aksi mengejutkan terjadi di depan Istana Negara, Rabu 7 Desember 2011. Sambil berlari, seorang pria tiba-tiba menyiram tubuhnya dengan bensin dan menyulut api.
Sosok itu lantas tergeletak dengan luka bakar parah, hingga 90 persen. Belakangan diketahui, pelaku bakar diri adalah Sondang Hutagalung (22), mahasiswa Universitas Bung Karno. Tiga hari kemudia, pada Sabtu 10 Desember 2011 petang, ia dinyatakan meninggal dunia.
Sejumlah spekulasi soal mengapa Sondang bakar diri merebak. Para aktivis menyatakan, apa yang dilakukannya bukan karena stres. Sondang tidak gila.
Apalagi Sondang dikenal aktif mengikuti aksi demonstrasi korban pelanggaran HAM. Aksinya mengingatkan pada peristiwa yang terjadi 11 Juni 1963. Kala itu, seorang biksu aliran Mahayana asal Vietman, Thich Quang Duc membakar diri di tengah persimpangan padat di Kota Saigon -- sekarang Ho Chin Minh City.
Angelina Sondakh
Semua orang ikut berduka ketika perempuan ini kehilangan suaminya, Adjie Massaid, Sabtu 5 Februari 2011.
Namun, hanya sekitar dua bulan berlalu, cobaan kembali mendatangi Angelina Sondakh. Angie -- nama akrabnya -- dikait-kaitkan dengan kasus suap Wisma Atlet SEA Games. Namanya juga kerap disebut dalam sidang perkara tersebut. Oleh dua terdakwa: Nazaruddin dan Mindo Rosalina Manulang.
Di tengah kasus hukum yang menyeretnya, kisah kasih Angie juga jadi perhatian publik. Sempat digosipkan dekat dengan Mudji Massaid, adik dari mendiang suaminya, belakangan politisi Demokrat itu dikabarkan menjalin kasih dengan seorang penyidik KPK, Kompol Raden BS.
Sumber dari • VIVAnews
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar