Oleh : Wagimin Bin Wangsa Reja
Setiap kita pasti mempunyai cita-cita. Meskipun itu hanya lintasan-lintasan dalam benak hati atau letupan-letupan dari ide-ide kreatif yang bersarang dalam pikiran. Cita-cita muncul dari keinginan-keinginan atau harapan-harapan yang belum bisa terpenuhi pada saat itu juga. Ia hanya sebatas impian-impian yang belum nyata.
Cita-cita merupakan bahan bakar dalam melakukan berbagai aktivitas. Seorang pelajar dengan adanya cita-cita menjadi termotivasi dalam belajar. Guru menjadi lebih bergairah dalam memberikan pengajaran. Pedagang menjadi lebih bersemangat mencari rezeki. Seorang karyawan senantiasa terpacu untuk bekerja secara profesional. Atau apapun diri kita dalam kehidupan sehari-hari akan senantiasa tampil lebih baik, wajah tampak berseri dan memancarkan sinar kebahagiaan.
Rasanya hidup ini menjadi hampa bila tak ada cita-cita. Pelajar menjadi malas dalam belajar, datang ke sekolah hanya setor muka. Ia tak pernah memperhatikan dengan baik penjelasan dari gurunya. Terkadang lebih sering mengajak rekannya mengobrol, keluar masuk kelas. Saat-saat tertentu berbuat onar dan kegaduhan ketika tak ada guru yang mengawasinya.
Begitu pula yang lainnya. Bila tak pernah bercita-cita ingin menjadi lebih baik dari hari ke hari maka selamanya takkan ada perubahan yang berarti. Bahkan bisa jadi kehidupannya akan lebih buruk dan semakin sangat memprihatinkan serta memberatkan orang-orang yang ada disekitarnya.
Keyakinan terhadap cita-cita yang menghunjam ke dasar lubuk hati akan memancarkan suatu energi yang teramat dahsyat yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. Energi itu akan menuntun seseorang dalam mewujudkan apa-apa yang menjadi keinginannya. Semakin kuat keyakinan seseorang maka energi itu akan semakin bertambah besar. Kekuatan energi tersebut akan mampu menghadapi berbagai halangan maupun rintangan.
Saat-saat tertentu kitapun pernah membuktikan bagaimana energi cita-cita itu terpancar kuat dalam diri kita. Panasnya matahari yang membakar takkan mampu menyurutkan langkah kita bila ingin mewujudkan cita-cita kita tersebut. Hujan yang lebat dan hawa dingin yang menusuk tulang menjadi sangat menyegarkan dan menyejukkan. Kesulitan-kesulitan dalam hidup menjadi terasa lebih mudah. Indah sekali pancaran dari energi cita-cita itu.
Setiap kita pasti mempunyai cita-cita. Meskipun itu hanya lintasan-lintasan dalam benak hati atau letupan-letupan dari ide-ide kreatif yang bersarang dalam pikiran. Cita-cita muncul dari keinginan-keinginan atau harapan-harapan yang belum bisa terpenuhi pada saat itu juga. Ia hanya sebatas impian-impian yang belum nyata.
Cita-cita merupakan bahan bakar dalam melakukan berbagai aktivitas. Seorang pelajar dengan adanya cita-cita menjadi termotivasi dalam belajar. Guru menjadi lebih bergairah dalam memberikan pengajaran. Pedagang menjadi lebih bersemangat mencari rezeki. Seorang karyawan senantiasa terpacu untuk bekerja secara profesional. Atau apapun diri kita dalam kehidupan sehari-hari akan senantiasa tampil lebih baik, wajah tampak berseri dan memancarkan sinar kebahagiaan.
Rasanya hidup ini menjadi hampa bila tak ada cita-cita. Pelajar menjadi malas dalam belajar, datang ke sekolah hanya setor muka. Ia tak pernah memperhatikan dengan baik penjelasan dari gurunya. Terkadang lebih sering mengajak rekannya mengobrol, keluar masuk kelas. Saat-saat tertentu berbuat onar dan kegaduhan ketika tak ada guru yang mengawasinya.
Begitu pula yang lainnya. Bila tak pernah bercita-cita ingin menjadi lebih baik dari hari ke hari maka selamanya takkan ada perubahan yang berarti. Bahkan bisa jadi kehidupannya akan lebih buruk dan semakin sangat memprihatinkan serta memberatkan orang-orang yang ada disekitarnya.
Keyakinan terhadap cita-cita yang menghunjam ke dasar lubuk hati akan memancarkan suatu energi yang teramat dahsyat yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. Energi itu akan menuntun seseorang dalam mewujudkan apa-apa yang menjadi keinginannya. Semakin kuat keyakinan seseorang maka energi itu akan semakin bertambah besar. Kekuatan energi tersebut akan mampu menghadapi berbagai halangan maupun rintangan.
Saat-saat tertentu kitapun pernah membuktikan bagaimana energi cita-cita itu terpancar kuat dalam diri kita. Panasnya matahari yang membakar takkan mampu menyurutkan langkah kita bila ingin mewujudkan cita-cita kita tersebut. Hujan yang lebat dan hawa dingin yang menusuk tulang menjadi sangat menyegarkan dan menyejukkan. Kesulitan-kesulitan dalam hidup menjadi terasa lebih mudah. Indah sekali pancaran dari energi cita-cita itu.
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar