Oleh : Wagimin Bin Wangsa Reja
Saudaraku, kita sesungguhnya dalam keadaan merugi. Mengapa demikian, banyak alasan yang menyebabkan manusia mengalami kerugian. Bagaimana agar kita tidak mengalami kerugian. Allah berfirman dalam surat Al Ashr menjelaskan agar kita bisa keluar dari zona orang-orang yang merugi:
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Dua bagian utama yang sangat penting yang menjadikan kita termasuk dalam golongan orang yang beruntung. Pertama, bagaimana diri kita mampu tampil sebagai sosok yang benar-benar menunjukkan identitas ke-Islam-annya. Kedua, bagaimana terbentuknya komunitas yang islami.
Bagian pertama, merupakan rangkaian dari keimanan kita yang kemudian kita buktikan dengan amal shaleh. Bagaimana diri kita bukan hanya sekedar tunduk dan pasrah dengan ke-Islam-annya, akan tetapi pengakuan kita terhadap dua kalimat syahadat yang merupakan pintu gerbang dalam memasuki Islam bisa mengantarkan seseorang pada nilai-nilai keimanan.
Nilai-nilai keimanan yang bukan hanya diucapkan oleh lisan, diyakini oleh hati, tapi juga butuh pembuktian dengan amal nyata. Ketika nilai-nilai keimanan ini mampu menghunjam secara mendalam dalam diri, maka daya gerak untuk melakukan sebuah amal bukanlah hal yang sangat memberatkan.
Kedua, untuk menjaga agar nilai-nilai keimanan itu bisa tetap ada dalam diri, disamping kita melakukan namanya aktvitas tarbiyah dzatiyah (pembinaan pribadi oleh diri sendiri untuk diri sendiri) kita juga butuh kawan yang mengingatkan ketika kita lupa. Itulah pentingnya nashihat, itulah pentingnya komunitas yang bisa mengingatkan kita akan Allah. Perlu berada pada lingkaran orang-orang yang shaleh, lingkungan yang islami. Bagian kedua ini dengan kata lain adanya aktivitas dakwah, adanya gerakan yang terstruktur yang mampu menciptakan kondisi tersebut.
Kedua bagian tersebut tidak dapat dipisahkan, bahwa kita tidaklah cukup menjadi orang yang baik, akan tetapi bagaimana yang lain juga bisa baik. Makanya penting sekali diawali dari perbaikan diri, lalu serulah orang lain. Inilah rangkaian besar sebuah agenda perubahan besar yang dimulai dari pembinaan diri kita menuju bangunan yang kokoh. Menghunjam ke dasar bumi dan mencapai langit. Islam adalah rahmatan lil 'alamin. Jangan sampai ada ruang kosong yang di dalamnya tidak ada Islam. Inilah PR besar yang harus kita cicil dari mulai membina diri kita. Tegakkan Islam dalam diri niscaya ia kan tertegakkan di negeri kita, di seantoro penjuru muka bumi. Sehingga seluruh manusia akan menjadikan islam sebagai soko guru peradaban. Menjadi rujukan bagi seluruh manusia.
Saudaraku, kita sesungguhnya dalam keadaan merugi. Mengapa demikian, banyak alasan yang menyebabkan manusia mengalami kerugian. Bagaimana agar kita tidak mengalami kerugian. Allah berfirman dalam surat Al Ashr menjelaskan agar kita bisa keluar dari zona orang-orang yang merugi:
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Dua bagian utama yang sangat penting yang menjadikan kita termasuk dalam golongan orang yang beruntung. Pertama, bagaimana diri kita mampu tampil sebagai sosok yang benar-benar menunjukkan identitas ke-Islam-annya. Kedua, bagaimana terbentuknya komunitas yang islami.
Bagian pertama, merupakan rangkaian dari keimanan kita yang kemudian kita buktikan dengan amal shaleh. Bagaimana diri kita bukan hanya sekedar tunduk dan pasrah dengan ke-Islam-annya, akan tetapi pengakuan kita terhadap dua kalimat syahadat yang merupakan pintu gerbang dalam memasuki Islam bisa mengantarkan seseorang pada nilai-nilai keimanan.
Nilai-nilai keimanan yang bukan hanya diucapkan oleh lisan, diyakini oleh hati, tapi juga butuh pembuktian dengan amal nyata. Ketika nilai-nilai keimanan ini mampu menghunjam secara mendalam dalam diri, maka daya gerak untuk melakukan sebuah amal bukanlah hal yang sangat memberatkan.
Kedua, untuk menjaga agar nilai-nilai keimanan itu bisa tetap ada dalam diri, disamping kita melakukan namanya aktvitas tarbiyah dzatiyah (pembinaan pribadi oleh diri sendiri untuk diri sendiri) kita juga butuh kawan yang mengingatkan ketika kita lupa. Itulah pentingnya nashihat, itulah pentingnya komunitas yang bisa mengingatkan kita akan Allah. Perlu berada pada lingkaran orang-orang yang shaleh, lingkungan yang islami. Bagian kedua ini dengan kata lain adanya aktivitas dakwah, adanya gerakan yang terstruktur yang mampu menciptakan kondisi tersebut.
Kedua bagian tersebut tidak dapat dipisahkan, bahwa kita tidaklah cukup menjadi orang yang baik, akan tetapi bagaimana yang lain juga bisa baik. Makanya penting sekali diawali dari perbaikan diri, lalu serulah orang lain. Inilah rangkaian besar sebuah agenda perubahan besar yang dimulai dari pembinaan diri kita menuju bangunan yang kokoh. Menghunjam ke dasar bumi dan mencapai langit. Islam adalah rahmatan lil 'alamin. Jangan sampai ada ruang kosong yang di dalamnya tidak ada Islam. Inilah PR besar yang harus kita cicil dari mulai membina diri kita. Tegakkan Islam dalam diri niscaya ia kan tertegakkan di negeri kita, di seantoro penjuru muka bumi. Sehingga seluruh manusia akan menjadikan islam sebagai soko guru peradaban. Menjadi rujukan bagi seluruh manusia.
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar