Minggu, 17 Juni 2012

Viktor Yeimo : Mako Tak Lakukan Perlawanan


Pemakaman Almarhum Mako Tabuni (fotoBinpa)

JAYAPURA - Tewasnya Wakil Ketua (Waket) Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Mako Tabuni setelah ditembak oleh Tim Khusus (Timsus) Buru Sergap (Buser) Reskrim Polda Papua karena dianggap melakukan perlawanan saat ditangap polisi, dibantah  Juru Bicara (Jubir) Internasional, Viktor Yeimo.


Viktor Yeimo menilai, aparat kepolisian dari Polda Papua telah memutarbalikkan fakta yang terjadi sebenarnya.  Dikatakan, saat penangkapan Alm. Mako Tabuni sama sekali tidak melawan dan pihaknya yakin kalau Mako Tabuni tidak memiliki senjata api seperti yang dituduhkan oleh pihak kepolisian. “Ia (Alm Mako Tabuni, red) ditembak dengan menggunakan senjata jenis laras panjang oleh aparat kepolisian dari Timsus Buser Reskrim Polda Papua yang berbaju preman. 
Dan ia (Mako Tabuni) sama sekali tidak melakukan perlawanan terhadap aparat yang akan menangkapnya, apalagi memiliki senjata api (Senpi) seperti yang dituduhkan oleh aparat keamanan,” ujar Viktor Yeimo yang juga fasih menggunakan Bahasa Inggris ini.

Viktor mengatakan, Alm. Mako Tabuni ditembak saat duduk bersama para anggota KNPB lainnya sambil memakan pinang  di sekitar pangkalan ojek atau putaran taxi Perumnas III-Waena. 

“Mereka (polisi, red) datang dan tanpa banyak bertanya, sehingga aparat berbaju preman yang menenteng senjata laras panjang langsung menembak ke arah Mako Tabuni, kemudian Mako Tabuni diangkut atau dimasukkan ke mobil pick up, dan kejadian ini bukan saja dilihat oleh massa KNPB saja, tapi juga dilihat oleh warga sekitar yang tinggal di sekitar pangkalan ojek atau putaran taxi Perumnas III-Waena,” tambah Viktor Yeimo yang saat itu sedang duduk sambil memakan pinang bersebelahan dengan Mako Tabuni. 

Ketika ditanya mengenai pernyataan dari kepolisian dalam hal ini Kapolda Papua, Irjend. Pol. Bigman L. Tobing bahwa masih ada 9 orang diduga menjadi pelaku penembakan yang masih dalam pengejaran pihak kepolisian terkait dengan aksi-aksi penembakan yang terjadi di Kota Jayapura diantaranya merupakan aktivis dari KNPB, Viktor Yeimo menyatakan, kalau memang dari pihak kepolisian menjadikan kami (KNPB, red) sebagai target penangkapan, ya kami persilahkan saja dan yang terpenting disini pihak kepolisian bisa membuktikannya. 

Dan KNPB tidak akan ragu-ragu atau takut untuk mengungkap para pelaku penembakan yang diduga dari anggota KNPB. “Asalkan kepolisian jangan mengorbankan KNPB. Dan kami anggap institusi kepolisian ingin menghancurkan gerakan-gerakan separatis atau gerakan-gerakan sipil damai di Papua yang dilakukan oleh organisasi KNPB, contohnya penangkapan Ketua Umum KNPB yang juga merupakan Ketua Parlemen Nasional Papua Barat (PNPB), Buchtar Tabuni dan Wakil Ketua (Waket) KNPB, Mako Musa Tabuni,” kata Viktor Yeimo yang menilai ini merupakan suatu konspirasi dari Negara Indonesia.

Viktor menyatakan, kami melihat dari kepolisian memang sengaja mengkambinghitamkan KNPB terkait dengan semua kasus-kasus pennganiayaan, penembakan dan kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini di Kota Jayapura.
“Jadi disini sudah ada konspirasi negara yang terjadi untuk mengdegradasikan gerakan-gerakan damai dari rakyat Papua Barat yang di mediasi oleh KNPB selama ini. Karna semua ini mengarah untuk menghancurkan struktural-struktural KNPB secara organisasi bukan terhadap para pelaku penembakan misterius yang selama ini kepolisian belum bisa mengungkapnya,” tegasnya.

Lanjutnya, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian yang menembak mati Mako Tabuni itu sama sekali tidak benar. Dan kepolisian ini harus buktikan lewat hukum, kemudian kalau ada para aktivis KNPB yang bersalah, kami siap menghadapi proses hukum tersebut dan kami KNPB siap memberikan nama-nama para aktivis KNPB yang bersalah atau melanggar aturan hukum. “Kalau cara dari kepolisian seperti ini, ya kami tetap curiga dan ini merupakan sutau konspirasi negara. Intinya kami tidak menerima cara-cara dari kepolisian yang langsung menembak mati Mako Musa Tabuni karena menganggap kami rakyat Papua Barat seperti binatang buruan dan sama sekali tidak manusiawi serta tidak biadab,” kata Yeimo.

Ia menyampaikan terima kasih kepada penjajah dalam hal ini kepolisian Republik Indonesia yang telah mengajarkan kami (KNPB, red) untuk melawan dan kami akan terus melakukan perlawanan terhadap penjajah Indonesia. “Tidak ada dalam kamus KNPB untuk mundur atau menyerah, kami bersama rakyat Papua Barat tidak akan takut dan kami tetap akan melakukan perlawanan sampai kapanpun. Senjata kami adalah senjata sipil atau kekuatan rakyat, bukannya kekuatan pistol seperti yang dialamatkan kepolisian oleh kami KNPB,” tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua (Waket), Mako Tabuni yang tewas ditembak oleh Tim Khusus (Timsus) Buru Sergap (Buser) Reskrim Polda Papua, dalam keterangan pers yang disampaikan langsung Kapolda Papua, Irjend Pol. Bigman Lumban Tobing, bahwa Mako Tabuni terpaksa ditembak mati karena hendak melawan dan berusaha merampas senjata petugas yang hendak menangkapnya.

Akibat kejadian itu, enam (6) butir peluru bersarang di tubuh  Mako Tabuni yang menyebabkan Mako Tabuni terkapar dan saat dalam perjalanan menuju Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Papua, sehingga nyawa dari Mako Tabuni tidak dapat tertolong lagi karena mengalami pendarahan yang cukup hebat.

Sumber; Bitang Papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar