Pastor Neles Tebay (kiri) dalam jumpas pers kemarin |
Kongres Rakyat Papua (KRP) III yang berakhir dengan deklarasi negara Federasi Papua Barat pada Rabu (19/10) berujung penangkapan terhadap para peserta, bahkan dilakukan hingga ke kamar-kamar frater, pastor, dan bruder di Abepura, Jayapura.
Tiga orang aparat berpakaian seragam dan preman hendak memasuki biara itu, namun dihadang oleh Pater Gonsa Saur OFM di tangga. Dia melihat aparat keamanan berpakain preman menerobos masuk ke kamar makan dan ruang tamu biara itu, kisah Pater Gonsa seperti dikutip pimpinan OFM Papua Pastor Gabriel Ngga OFM dalam jumpa pers bersama Rektor Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur, Abepura, Pastor Neles Tebay, Rabu (26/10) sore.
Diantara para aparat itu, kisah Pastor Gabriel, ada yang membawa senjata laras panjang dan pendek. Karena mendapat tekanan berkali-kali. Pater Gonsa akhirnya meminta mereka kalau bukan penghuni rumah boleh keluar kamar, akhirnya beberapa orang keluar. Namun banyak peserta kongres tetap bersembunyi di biara itu untuk menyelamatkan diri.
“Kamu boleh membawa mereka, tetapi jangan memukuli mereka,” kata Pater Gonsa kepada pihak aparat seperti dikutip Pastor Gabriel.
Seorang perempuan juga ditarik keluar dari biara. Seorang anggota aparat keamanan tiba-tiba menerobos ke lantai II. Tapi, Pater Gonsa memintanya turun.
Sementara Pastor Neles Tebay, mengutip kesaksian salah seorang pastor projo menceritakan bahwa di Seminari Tinggi Yohanes Maria Vianey, yang dikelola Keuskupan Jayapura, banyak peserta kongres bersembunyi menyelamatkan diri. Aparat yang berusaha mencari peserta kongres dan mereka menodongkan senjata api di kepala Pastor Yan You selaku pimpinan rumah. Tiga kali dia diancam ditembak.
“Kamu menyembunyikan mereka,” kata aparat-aparat itu. Tetapi Pastor Yan You tidak gentar. Dia malahan minta aparat untuk menembak saja dirinya. “Bunuh saja saya, tembak saya, ayo,” ujarnya.
Aparat kemudian mendobrak pintu, memasuki ruang dan mengeluarkan orang-orang yang bersembunyi. Sementara para frater mengumpulkan peserta kongres yang lari menyelamatkan diri di aula. Frater-frater juga mengikhlaskan kamarnya sebagai tempat perlindungan, kata imam itu.
Pastor Neles mengatakan para frater mengenakan jubah mereka dan menjaga peserta kongres. Tetapi ketika aparat datang, beberapa orang menyerahkan diri dan digelendang keluar oleh aparat. Melihat itu para frater pun berpesan agar para aparat tidak berlaku kasar kepada peserta kongres.
Ia melaporkan para peserta kongres bersembunyi di Seminari Tinggi Yohanes Vianey milik Keuskupan Jayapura, Asrama Katolik “Tauboria” untuk mahasiswa, Seminari Tinggi Interdiosesan “Yerusalem Baru” milik lima Keuskupan Se-Tanah Papua, kampus STFT Fajar Timur.
Artikel terkait: Kronologi peristiwa
Read more>>http://www.cathnewsindonesia.com/biara/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar