Kamis, 12 Januari 2012

Yoman : Kami Menyampaikan Agenda Rakyat Papua, yakni DIALOG!

Benny Giay dan S.Sofyan Yoman (foto/Jubi)
JUBI---Sebagaimana direncanakan, Empat Pemimpin Gereja di Papua kembali akan bertemu dengan Presiden RI, Soesilo Bambang Yoedhoyono, tanggal 17 Januari 2011.

Keempat pimpinan gereja tersebut, yakni Pdt. Jemima Krey, Rev Benny Giay, Pdt Socratez Sofyan Yoman dan Pendeta Martin Luther Wanma akan menyampaikan beberapa agenda Rakyat Papua, yang disebutkan sebagai suara Rakyat Papua.

"Kami menyampaikan agenda rakyat Papua. Bukan agenda pribadi atau gereja. Salah satu yang akan kami sampaikan kepada Presiden adalah agenda rakyat Papua, yakni Dialog. Bukan kami yang berdialog dengan presiden. Karena sudah ada 5 orang juru runding yang ditetapkan dalam Konferensi Perdamaian Papua tahun lalu."
kata Socratez Sofyan Yoman, salah satu tokoh Agama Papua yang akan menemui Presiden RI nanti kepada tabloidjubi.com (12/01)

Menurut Yoman, Pemimpin Agama seharusnya mengkawal agenda rakyat Papua untuk menyelesaikan persoalan Papua secara komperehensif. Yakni dengan cara melakukan dialog secara damai, eklusif, tanpa syarat dan mediasi oleh pihak ketiga.

"Ini demi penyelesaian menyeluruh yang diinginkan oleh rakyat Papua, bukan oleh Pemerintah Indonesia seperti pelaksanaan UP4B ataupun dialog dalam tiga pilar (NKRI, Otsus dan UP4B)." tegas Yoman.

Dalam pertemuan sebelumnya (16/12) keempat pemimpin gereja ini telah menyampaikan permintaan agar pemerintah menarik pasukan non-organik dari Papua, melepaskan tahanan politik Papua dan membatalkan Peraturan Pemerintah Nomor 77/2007 yang melarang bendera Bintang Kejora. Selain itu mereka juga menyampaikan pandangan mereka bahwa Otonomi Khusus 2001 di Papua telah gagal namun mereka mempertanyakan pembentukan Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) yang dipastikan berjalan tanpa partisipasi dari orang Papua.

Sementara itu, dari informasi yang diterima tabloidjubi.com dari Persekutuan Gereja-Gereja di Australia,  sekelompok pemimpin gereja yang menamakan dirinya "Tokoh Gereja/Perwakilan dan Utusan Gereja” di Papua juga telah mencari dukungan kepada Australia. Namun berbeda dengan agenda rakyat Papua, pemimpin gereja yang mencari dukungan ke Australia ini, membawa agenda pembahasan “Strategi Penyelenggaraan dan Pelaksanaan sekaligus Mempertahankan Otonomi Khusus Papua Seluasnya”. Sebelumnya, menurut sumber tabloidjubi.com di Persekutuan Gereja-Gereja Australia, kelompok ini mengadakan kontak dan komunikasi tertutup dengan beberapa elemen pemerintah RI di beberapa tempat di Papua. (Jubi/Victor Mambor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar